(Draft)
Revitalisasi = menghidupkan (mengaktifkan) kembali
Budaya = hasil pemikiran
Tradisi = turun temurun; kebiasaan
[Definisi berdasarkan ingatan pas-pasan penulis]
Setidaknya ada 3 hal utama yang dapat direvitalisasi dalam budaya Batak : Pangan, Sandang, Papan
1. PANGAN
Ada bermacam masakan tradisional/ khas Batak. Aku bermimpi adanya restoran khas batak yang memiliki sertifikat HALAL dari MUI.
Pemikiran ini muncul ketika mendampingi teman mahasiswa S2
arsitektur dari ITB survey di Tuk-tuk, Samosir pada akhir tahun 2010 yang
lalu. Kami menghabiskan waktu 10 hari dan hanya ada 2 rumah makan muslim
di sana. 10 hari dengan menu yang itu-itu lagi. Aku berpikir betapa
destinasi wisata ini belum mampu mengakomodasi kebutuhan pangan wisatawan
dari berbagai latar belakang.
Terlintas pemikiran seandainya ada rumah makan yang menyajikan
masakan-masakan khas Batak yang bisa dikonsumsi semua pengunjung. Karena
kenyataannya banyak masakan yang menggunakan ikan, kerbau, sapi, dsb
sebagai bahan utamanya.
Keren juga seandainya di mall-mall yang megah itu ada restoran khas
Batak yang bersanding dengan restoran khas Korea, Jepang, Perancis,
Belanda dsb.
2. SANDANG
Melihat bagaimana Batik bertransformasi menjadi pakaian sehari-hari,
baik formil ataupun santai, aku juga bermimpi adanya transformasi ulos
yang nyaman dipakai dan sesuai dengan gaya hidup yang semakin dinamis.
Terus terang aku ngga terlalu suka dengan ulos yang dijadikan jas. Entah
kenapa, sepertinya belum pas. Aku masih mencoba mencari tau gimana yang
mendekati "pas", setidaknya menurut seleraku hehehe...
3. PAPAN
Batak memiliki karya arsitektur yang (lagi-lagi menurutku) cukup
kompleks. Ada banyak yang bisa dipelajari dari bangunan-bangunan
tradisional Batak, baik fisik bangunannya maupun pola perkampungannya.
Revitalisasi di bidang ini bukan membangun replika dari bangunan
tradisional yang ada seperti yang sering terlihat pada bangunan-bangunan publik
sekarang ini.
Impianku, prinsip-prinsip desain dalam karya arsitektur tradisional
Batak ini dapat diterjemahkan setidaknya ke dalam ~ apa ya dulu
namanya? Ada 6 prinsip dasar dalam mendesain seperti skala, orientasi,
skala dll (lupa!), yang kalo ngga salah (lagi) hasil pemikiran Vitruvius ~
sehingga kita bisa mendesain arsitektur-arsitektur modern yang tetap
menggunakan prinsip-prinsip dasar tersebut. Kita tidak harus menggunakan
kayu dan ijuk, melainkan bata, baja, kaca, bahkan titanium sekalipun.
Material terbaru yang muncul sebagai produk budaya global pun tetap bisa
kita gunakan pada KONSEP desain arsitektur Batak :)
Selain 3 hal di atas, ada lagi sektor yang lebih luas : SENI
Aku belum sanggup menguraikannya secara detail di sini, tapi coba bayangkan ketika semua cabang seni itu direvitalisasi :
Seni musik, tari, ukir/ grafis, drama (opera), sastra (umpasa, andung dll). Gila beneerrr!!!!
Ada satu ide buat teman-teman yang aktif di industri cinderamata.
Terus terang aku sangat prihatin dengan mereka yang mencari nafkah di
sektor ini, khususnya yang ada di kawasan Tuk-tuk. Jumlah wisatawan yang
berkunjung relatif sedikit, udah gitu (berdasarkan pengamatan beberapa hari
di desa Siallagan) yang membeli cinderamata ini sangat sedikit. Aku
khawatir apakah masyarakat desa itu mampu memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dengan kondisi industri seperti itu. Ternyata setelah
kuamati lagi, tidak banyak cinderamata itu yang merepresentasikan BATAK.
Aku bermimpi setidaknya ada semacam kain/ selendang Bali itu dengan
motif GORGA. Artinya benda semacam itu adanya cuma di Tanah Batak.
Menurutku daya jualnya akan tinggi karena memang khas. Kita ngga usah jual
batik lagi karena itu sudah wisatawan temukan di Jawa. Dengan memiliki
benda-benda yang mampu merepresentasikan budaya kita, mudah-mudahan
industri-industri kecil di Samosir sebagai salah satu destinasi wisata
bisa semakin maju.
Silakan ide dibagi dengan teman-teman yg lain, semoga bermanfaat :)
Tarutung, 7 Agustus 2011
1:21 AM
Tantri's notes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar